Jumat, 20 Januari 2012

KILAS BALIK MEMILIH MASALAH PENELITIAN


KILAS BALIK MEMILIH MASALAH PENELITIAN

Penelitian berangkat dari masalah bukan dari judul. Judul hanya berperan sebagai representasi dari pokok masalah yang dikaji dalam suatu penelitian. Ia dapat dirumuskan diawal dan bisa juga diakhir. Jika ia dirumuskan diawal, ia dapat berfungsi sebagai "alat" untuk membantu peneliti dalam mengkera...ngkakan dan atau memfokuskan pemaparan masalah, dan jika ia dirumuskan diakhir (revisi), ia dapat berfungsi sebagai representasi sebagaimana dimaksud. Pada awalnya, merumuskan masalah penelitian memang bukanlah hal yang mudah, terutama bagi orang yang baru melakukan penelitian. Hal yang perlu diingat adalah masalah merupakan kesenjangan yang terjadi antara teori dengan praktek atau antara harapan dengan kenyataan. Dengan kata lain, seseorang yang ingin mendapatkan suatu masalah tentulah orang yang memiliki latar belakang ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang memadai agar ia dapat menilai apakah dalam implementasi, contoh, suatu ilmu dan keterampilan seseorang atau sekelompok orang di suatu lokasi telah terjadi suatu masalah (kesenjangan antara teori dengan praktek atau antara harapan dengan kenyataan dimaksud). Untuk mengetahui dan atau memastikan apakah di lokasi tersebut telah terjadi masalah dan secara teoritis-praktis dapat diteliti, tentu seorang peneliti harus melakukan studi, baik secara literatur mapun terjun ke lapangan (studi pendahuluan). 
Secara praktis, parameter memilih masalah penelitian sebaiknya mempertimbangkan: 
  1. Faktual / masalah itu benar-benar ada atau terjadi di lapangan (contoh: di suatu lembaga pendidikan baik formal maupun informal) berdasarkan analisis perbandingan hasil antara teori dan praktis atau antara harapan dan kenyataan). 
  2. Dari segi: (1) kemampuan > (peneliti memiliki latar belakang ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memadai terkait masalah dimaksud). (2) aksesibilitas > (kemudahan mencapai lokasi terjadinya masalah maupun kemudahan dalam memperoleh datanya) (3) ketertarikan > (peneliti menyukai masalah tersebut, dengan tentu mempertimbangkan kemampuan ilmu pengetahuan dan keterampilannya). (4) Relevansi > (masalah penelitian yang dipilih merupakan masalah dalam ruang lingkup yang sesuai (contoh: ilmu pendidikan Bahasa Inggris). (5) Kebaharuan > (masalah baru)

Rabu, 18 Januari 2012

Mitos Tentang Cinta dan Faktanya

Mitos Tentang Cinta dan Faktanya


Beragai mitos tentang cinta telah beredar selama berabad-abad. Namun tak semua mitos tersebut benar. Berikut beberapa mitos yang ada serta faktanya.

Mitos : Cinta saja sudah cukup sebagai dasar berhubungan

Fakta : Dalam memilih pasangan, banyak orang yang mengedepankan perasaan cinta yang menggebu-gebu. Hal itu tidak salah, namun saat ingin menjalin hubungan yang lebih serius misalnya pernikahan, sekadar perasaan cinta yang menggebu saja tidak cukup. Layaknya tanaman, cinta pun membutuhkan nutrisi untuk menjaganya tetap hidup. Kepercayaan, toleransi, intimasi serta komitmen adalah nutrisi utama bagi perasaan cinta. Jika Anda hanya merasakan cinta, tanpa diikuti oleh nutrisinya, maka dapat dipastikan, perasaan itu tak akan bertahan lama.

Mitos : Cinta tak perlu dipelajari

Fakta : Cinta juga perlu dipelajari. Jika Anda menganggap cinta saja sudah cukup, maka secara otomatis Anda dan pasangan tak akan pernah belajar untukberkomunikasi dan menyelesaikan masalah. padahal, sebesar apapun cinta Anda, kerikil dalam hubungan tak akan bisa dihindari. Namun ketika badai dahsyat yang menguji cinta Anda bisa dilewati, maka ikatan Anda dan pasangan makin kuat. Oleh karena itu, jangan jadikan perasaan cinta Anda alasan untuk berhenti belajar dan mengenal pasangan lebih dalam.

Mitos : Pasangan tak akan berubah sampai kapanpun   
Fakta : Setiap orang akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Dulu si dia sering menulis puisi bagi Anda, namun kini, SMS romantis pun tak pernah ada. Anda tak bisa menahan perubahan tersebut. Yang bisa Anda lakukan adalah menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada maka Anda akan berbahagia. Lagipula, apakah cinta si dia hanya bisa dibuktikan lewat puisi-puisinya saja?

Mitos : Pasangan sempurna akan membuat Anda bahagia
Fakta : Tak ada seorangpun yang sempurna. Seperti kata pepatah, jangan menghabiskan waktu Anda untuk mencari orang yang sempurna. Tapi carilah seseorang yang bisa menyempurnakan kehidupan Anda. Si dia mungkin tak seganteng Brad Pitt, tak sekaya Donald Trump dan rambutnya tak setebal Sharuk Khan. Tapi kesabarannya dapat membuat hati Anda tenang setiap saat. Itulah pasangan yang 'sempurna'.

Mitos : Pernikahan adalah prestasi
Fakta : Jangan pernah terganggu dengan status sahabat yang sudah menikah. Menikah bukan prestasi. Memiliki suami bukan berarti Anda memiliki kelebihan dari wanita lain. Ketimbang putus asa karena status single, lebih baik buka pikiran Anda menjadi lebih positif. Aura dan emosi positif justru akan membuat Anda semakin menarik. Dan jika saatnya tepat, seorang 'pangeran' akan datang dan meminang Anda.

Selamat berbahagia.

Bebas Strezzzzzz Setelah Putus Cinta !!!


Bebas Streezzzz Setelah Putus Cinta
Jangan sampai perpisahan Anda dengan mantan kekasih mengakibatkan kesedihan yang berlarut-larut juga stres yang berkepanjangan. Anda harus bangkit dan kembali menjalani hidup. Ini kiatnya.

Menerima

Yang pertama kali harus Anda lakukan adalah menerima keputusan yang sudah dibuat. Saat memutuskan berpisah, Anda dan mantan kekasih pasti sudah melewati banyak fase dan memiliki beragam pertimbangan. Untuk itu terimalah keadaan ini.

Jaga jarak

Hal ini bukan bertujuan untuk memutuskan tali silaturahmi. Namun setelah putus, sebaiknya Anda dan kekasih menjaga jarak terlebih dahulu. Kondisi emosional Anda dan dia belum stabil. Jangan sampai pertemuan-pertemuan yang tidak perlu justru membuat Anda dan mantan membuat keputusan yang akan disesali nantinya.

Berhenti menyalahkan

Kondisi emosional akan terus terganggu jika Anda terus-menerus membahas kesalahan mantan ataupun kesalahan Anda sendiri. Jangan lagi terpaku pada masa lalu. Jika memang ada kesalahan yang Anda perbuat di hubungan yang lalu, jangan lagi menyalahkan diri sendiri. Perbaikilah diri Anda agar sukses menjalankan hubungan di masa mendatang.

Nikmati kesendirian

Jangan terburu-buru memulai hubungan yang baru. Jangan pernah memulai hubungan karena alasan kesepian. Cobalah nikmati kesendirian Anda terlebih dahulu. Inilah saatnya Anda menikmati waktu dengan para sahabat juga keluarga. Terburu-buru memiliki hubungan baru justru memperbesar risiko Anda mengulangi kesalahan yang sama.

Jangan balas dendam

Balas dendam adalah salah satu tanda bahwa Anda belum rela melepaskan mantan. Lagi pula, tujuan balas dendam hanya akan menyakiti diri Anda sendiri. Berusaha membuat mantan cemburu dan sebagainya hanya akan membuat kesedihan Anda makin berlarut-larut.